Mahasiswa perantauan pasti gak jauh jauh dari benda ini. ATM.
Pepatah go blog mengatakan, tak ada yang lebih sempit dari berada di depan mesin ATM. Ya, desain bilik ATM tempo dulu memang dibuat seminimalis mungkin. Memungkinkan untuk pengunjungnya mengantri panjang di luar. Sekarang sudah lebih baik, ATM ditempatkan di supermarket, bahkan sampai ada pusat ATM segala. Tapi tetap yang namanya di depan mesin ATM, kita disempitkan pada kemungkinan kemungkinan yang tak diinginkan.
Pernah mengantri di ATM? Hanya orang dengan tingkat kesabaran yang teruji yang mampu menahan berdiri melihat punggung ibu ibu yang bingung cara mengisi password. Atau melamun melihat bapak bapak yang transfer berulang ulang, sampai anak muda, generasi emas yang membawa sekotak kartu ATM titipan teman se kosan. Eh. Sekampung mungkin.
Belum berhenti sampai di situ. Sangat menyebalkan mengantri di belakang orang yang main hp dh depan mesin ATM. Ngapain sih dia? Bangun pabrik di minecraft? Apa perang besar besaran di Mobile legend? Heran saya. Toh juga tak akan mengganggu stabilitas keamanan negara.
Kejadian tak terduga lainnya di ATM bisa jadi saat mesin sedang error errornya. Cuaca sudah panas panasnya, ngantri sudah panjang panjangnya, uang sudah habis habisnya, eh, muncul pemberitahuan transaksi timeout, transaksi gagal. Sungguh sebal. Karena menurut survey, rata rata ATM tidak bertempat pada jarak yang dekat. Buat yang pejalan kaki, pindah ATM itu sangat menyakitkan. sudah pindah jauh jauh, ngantri karena masih penuh, eh ternyata saldo tidak cukup. Alhasil hanya ditutup dan pulang sambil ngiler liat di sepanjang jalan anak anak enak enakan makan. Kasihan
Mungkin itu dulu sedikit sharewdari saya. Nyatanya, bagi mahasiswa perantauan, ATM memang punya arti khusus. Khususnya pas isi dompet tinggal struk sama nota. Punya pengalaman seru di depan ATM? Share di komentar ya, salam.
- Home
- Catatan Go Blog
- The power of ATM
The power of ATM
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Comments