Assalamualaikum kawan kawan, beberapa saat yang lalu saya menikmati sebuah tayangan di televisi yang membahas tentang UU ITE yang banyak menelan pengguna sosial media. Sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi bagi kita semua tentang adanya media sosial. mulai dari facebook, twitter, blog, path, instagram, dan sebagainya yang memberikan keleluasaan bagi kita untuk berekspresi di 'dunia lain'.namun dalam tayangan televisi tadi membahas tentang beberapa orang yang mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap seseorang melalui media sosial di internet dan berujung pada kasus pencemaran nama baik.
Sebenarnya hal ini bukan hal yang baru bagi kita semua. media sosial yang telah lama berkandang di Indonesia, pasti telah banyak melahirkan kritikan kritikan yang salah ucap (kritikan dengan kata kata kurang sopan). nah, kritikan semacam ini yang biasanya disalah fahamkan sebagai pencemaran nama baik. sebenarnya, siapa yang patut disalahkan dalam hal ini? apakah si penulis, atau dia yang dikritik? mari kita telaah bersama sama.
Di Indonesia, budaya menyampaikan pendapat telah diatur dalam Undang Undang Dasar 1945. namun mari kita lepas sejenak aturan tersebut, mari kita membaha dengan kata hati masing masing. bahwa menurut idealis kita masing masing, bahwa kritikan adalah sebuah pendapat tentang sebuah bentuk kesalahan yang sifatnya membangun untuk ke depannya. kurang lebih seperti itu. dari idealis semacam itu, seharusnya kita bisa menilai sendiri sendiri, mana yang kritik mana yang pencemaran.
sebagai contoh andaikan dalam postingan teman saya berkata bahwa : "Postingan di Syarief Go Blog tidak bermutu, semuanya bohong dan hanya imajinasi belaka! jangan kalian mudah percaya!" dalam konteks orang kasar, kalimat tersebut adalah sebuah pencemaran nama baik. karena tulisan yang saya post bukanlah imajinatif kecuali untuk kisah fiktifnya. namun jika kita melihat lebih bijaksana, kalimat tersebut akan menjadi sangat berharga. dari kalimat tersebut saya sendiri tahu bahwa keaslian dan kejujuran post saya belum mampu meyakinkan para pembaca. berarti itu menjadi tugas pribadi saya untuk meningkatkan tingkat kejujuran dan keaslian blog saya agar tidak ada lagi kalimat seperti itu.
seseorang mengatakan bahwa kita berbuat salah, bukan karena kita telah melakuka kesalahan. namun karena mereka ingin kita tidak melakukan kesalahan itu di kemudian hari. agar kita belajar bahwa tindakan seperti itu salah dan merugikan. Kritikan bukanlah sesuatu yang langka dalam hidup seseorang. jadi ketika kita menerima setiap perkataan, berhati hati dan bijaksanalah. ketika perkataan itu ada manfaatnya bagi kita, maka mari ambil manfaatnya, lupakan sisi buruknya. apabila dalam perkataan itu menjelek jelekkan kita yang sebenarnya tidak ada dalam diri kita, berarti yang dimaksud bukan kita. yakinlah bahwa kita orang baik. tetapi orang baik tidak pernah luput dari kesalahan. wassalamualaiku kawan kawan.
Sebenarnya hal ini bukan hal yang baru bagi kita semua. media sosial yang telah lama berkandang di Indonesia, pasti telah banyak melahirkan kritikan kritikan yang salah ucap (kritikan dengan kata kata kurang sopan). nah, kritikan semacam ini yang biasanya disalah fahamkan sebagai pencemaran nama baik. sebenarnya, siapa yang patut disalahkan dalam hal ini? apakah si penulis, atau dia yang dikritik? mari kita telaah bersama sama.
Di Indonesia, budaya menyampaikan pendapat telah diatur dalam Undang Undang Dasar 1945. namun mari kita lepas sejenak aturan tersebut, mari kita membaha dengan kata hati masing masing. bahwa menurut idealis kita masing masing, bahwa kritikan adalah sebuah pendapat tentang sebuah bentuk kesalahan yang sifatnya membangun untuk ke depannya. kurang lebih seperti itu. dari idealis semacam itu, seharusnya kita bisa menilai sendiri sendiri, mana yang kritik mana yang pencemaran.
sebagai contoh andaikan dalam postingan teman saya berkata bahwa : "Postingan di Syarief Go Blog tidak bermutu, semuanya bohong dan hanya imajinasi belaka! jangan kalian mudah percaya!" dalam konteks orang kasar, kalimat tersebut adalah sebuah pencemaran nama baik. karena tulisan yang saya post bukanlah imajinatif kecuali untuk kisah fiktifnya. namun jika kita melihat lebih bijaksana, kalimat tersebut akan menjadi sangat berharga. dari kalimat tersebut saya sendiri tahu bahwa keaslian dan kejujuran post saya belum mampu meyakinkan para pembaca. berarti itu menjadi tugas pribadi saya untuk meningkatkan tingkat kejujuran dan keaslian blog saya agar tidak ada lagi kalimat seperti itu.
seseorang mengatakan bahwa kita berbuat salah, bukan karena kita telah melakuka kesalahan. namun karena mereka ingin kita tidak melakukan kesalahan itu di kemudian hari. agar kita belajar bahwa tindakan seperti itu salah dan merugikan. Kritikan bukanlah sesuatu yang langka dalam hidup seseorang. jadi ketika kita menerima setiap perkataan, berhati hati dan bijaksanalah. ketika perkataan itu ada manfaatnya bagi kita, maka mari ambil manfaatnya, lupakan sisi buruknya. apabila dalam perkataan itu menjelek jelekkan kita yang sebenarnya tidak ada dalam diri kita, berarti yang dimaksud bukan kita. yakinlah bahwa kita orang baik. tetapi orang baik tidak pernah luput dari kesalahan. wassalamualaiku kawan kawan.
Comments