Gol Janaka membuat semuanya tertegun. Ekalaya dan anak didiknya, bahkan para pandawa pun tercengang melihat teknik baru yang dikeluarkan Janaka. Ekalaya dengan marahnya mengambil tendangan tengah. Janaka mulai berapi-api dalam pertandingan kali ini. Tendangan Ekalaya pun melesat dengan kencang, namun masih dapat ditangkap oleh Bima. Bola dilemparkan ke arah Nakula, yang dengan segera melakukan kerjasama apik dengan kembarannya, Sadewa.
Ekalaya mengambil bola dengan amarah yang berapi api. Dilangkahkan kakinya dengan dada yang berdebar debar. Antara kesal dengan kelakuan Janaka, atau takut akan kehebatan yang mulai muncul dari murid pelatih Drona tersebut. Dengan tendangan andalannya, Ekalaya menendang bola ke arah Bima yang dengan mudah menangkap bola hasil tendangan Ekalaya. Bima mengumpan kepada Nakula. Sadewa sudah menunggu di depan gawang Lesmana, namun umpan yang dilancarkan Nakula dipotong oleh Setyaki. Setyaki menggiring bola melewati penjagaan Puntadewa, lalu bola diarahkan ke Ekalaya yang sudah siap siap melakukan tendangan saltonya.
Bima yang terkejut dengan kehadiran Ekalaya terjatuh, kehilangan keseimbangannya. Sementara itu, Nakula terlalu jauh untuk memotong umpang maupun menghalangi pergerakan Ekalaya. Samar-samar terlihat seorang pemain berlari menyusuri sisi lapangan dengan begitu cepat, menyundul bola yang hampir mengenai kaki Ekalaya.
"Janaka!" teriak Puntadewa dengan senyuman, menandakan masih ada harapan untuk memenangkan pertandingan. Namun naas bagi Janaka, kaki Ekalaya yang sudah siap menendang bola tidak mampu dibendung dan mengenai tulang dahi Janaka. Janaka terjatuh menimpa Bima yang telah terbaring di lapangan. Dengan kepala berdarah, Janaka meringis kesakitan. Bima berdiri, geram hendak menghajar Ekalaya.
Bersambung ke Episode 13
Ekalaya mengambil bola dengan amarah yang berapi api. Dilangkahkan kakinya dengan dada yang berdebar debar. Antara kesal dengan kelakuan Janaka, atau takut akan kehebatan yang mulai muncul dari murid pelatih Drona tersebut. Dengan tendangan andalannya, Ekalaya menendang bola ke arah Bima yang dengan mudah menangkap bola hasil tendangan Ekalaya. Bima mengumpan kepada Nakula. Sadewa sudah menunggu di depan gawang Lesmana, namun umpan yang dilancarkan Nakula dipotong oleh Setyaki. Setyaki menggiring bola melewati penjagaan Puntadewa, lalu bola diarahkan ke Ekalaya yang sudah siap siap melakukan tendangan saltonya.
Bima yang terkejut dengan kehadiran Ekalaya terjatuh, kehilangan keseimbangannya. Sementara itu, Nakula terlalu jauh untuk memotong umpang maupun menghalangi pergerakan Ekalaya. Samar-samar terlihat seorang pemain berlari menyusuri sisi lapangan dengan begitu cepat, menyundul bola yang hampir mengenai kaki Ekalaya.
"Janaka!" teriak Puntadewa dengan senyuman, menandakan masih ada harapan untuk memenangkan pertandingan. Namun naas bagi Janaka, kaki Ekalaya yang sudah siap menendang bola tidak mampu dibendung dan mengenai tulang dahi Janaka. Janaka terjatuh menimpa Bima yang telah terbaring di lapangan. Dengan kepala berdarah, Janaka meringis kesakitan. Bima berdiri, geram hendak menghajar Ekalaya.
Bersambung ke Episode 13
Comments