Kurusetra "Big Match" Episode 11 - Janaka...

Melihat gol yang diciptakan Bima, Ekalaya menjadi murka. Namun ia tetap terlihat tenang. dihampirinya lesmana dengan muka tersenyum dan berkata

"tidak apa apa lesmana, anggap saja tadi teguran untukmu,"
Ekalaya mengambil bola dan meletakkannya di tengah lapangan. janaka masih terdiam di sisi lapangan. kini di depan ekalaya hanya ada bima sang penjaga gawang. ekalaya mengambil ancang ancang, berlari dan menendang, Bima bergerak ke kanan namun, bola belum bergerak! Bima tidak mampu menahan tubuhnya itu akhirnya tersungkur di depan gawangnya, dan ekalaya dengan indah melengkungkan bola masuk ke gawang. Goool! Semua teman satu tim ekalaya bersorak sorai. Puntadewa mengambil tendangan tengah. dioperkannya bola kepada Janaka, janaka dengan cepat mengoper kepada nakula dan sadewa di belakang. Janaka dan Puntadewa segera berlari ke depan. Ramayana menghadang Nakula yang menggiring bola. dari kanan, datang Setyaki menerjang. tiba tiba sadewa ikut menerjang, namun lebih cepat. Nakula mencukil bola agak tinggi dan Sadewa pun menyambarnya. seketika itu pula Nakula hilang dari pandangan Setyaki maupun Rama.
Nakula tiba tiba telah mengepung pertahanan tim Ekalaya, dan di daerah pertahanan hanya ada Ekalaya, Samba, dan sang kiper Lesmana. Ekalaya menghadang Sadewa, sedangkan Samba membayang bayangi Janaka. Nakula berlari menerjang saudara kembarnya dan tiba tiba bola menghilang. bola ternyata telah berada di kaki puntadewa, yang telah siap melakukan tendangan pelanginya. bola ditendang keras namun tidak ada suara dentuman tercipta. bola melengkung indah ke sudut gawang, namun masih mampu ditangkap Lesmana.
Pertandingan hingga akhir babak pertama masih dengan skor 1 - 1. Janaka yang sedari tadi tidak berkontribusi banyak, hanya mampu terdiam menemani saudara-saudaranya yang terengah-engah. Ya. Janakan harus menemukan teknik barunya. Tapi apa? Ia harus menemukannya sekarang. Tidak ada waktu lain. Janaka memutar mutar kepalanya, mengingat semua ajaran pelatih Drona yang telah diterimanya. Belum selesai Janaka berfikir, babak kedua sudah dimulai. Ekalaya menghadapi bola tengah, ditendang sekuat tenaga, dan Buum! Tinju Bima menghalau tendangan keras Ekalaya dan membuat bola melambung keluar.
Samba mengoper kepada Setyaki. Setyaki dibayang-bayangi oleh Janaka yang masih terbagi fikirannya. Bola diumpankan indah ke arah Ekalaya, disambut tendangan salto yang indah dan.. Gool! Skor 2-1 untuk tim Ekalaya. Janaka makin terpuruk.
"Hei! inikah yang diajarkan pelatih Drona kepada kalian? hahaha. untung saja aku batal menjadi muridnya!" Ejek Ekalaya.
Bima geram. Dihadapinya bola tengah dan ditendang sekuat tenaga. 5000 watt. bukan, ini lebih dari itu. Namun dengan mengejutkan, Lesmana mampu menghalau bola keluar lapangan, meskipun harus terpental ke belakang. Benar-benar diluar dugaan. Puntadewa mengoper kepada nakula. Nakula melakukan gerakan indah bersama Sadewa, dan bola secara tiba-tiba sudah pindah ke kaki Janaka. Tiba-tiba Rama, Setyaki dan Samba mengurung Janaka. Janaka tidak bisa bergerak, apalagi mengoper bola. Pergerakannya dihambat ketiga anak didik Ekalaya.
"Ekalaya.." Ucap Janaka.
"Kau menyerah Janaka?" Ejek Ekalaya, masih dengan nada merendahkan.
"Ini kan yang kau inginkan?" Janaka mencukil bola melewati kepala Rama, dan secara tiba-tiba Janaka menghilang, dan muncul kembali sudah bebas dari kawalan ketiga anak didik Ekalaya. "Jangan sekali-kali menghina pelatihku!"
Bola menghilang. Semua menahan nafasnya, tak ada yang menyadari bola telah melewati lesmana dan Gool... 2-2 Skor imbang. Ekalaya nampak tak senang dengan keadaan ini.

Bersambung ke Episode 12

Comments