Kurusetra "Big Match" Episode 10 - Kekuatan Baru?

Puntadewa dan adik adiknya telah beranjak remaja. mereka sekarang telah menguasai berbagai teknik mulai dari tendangan pelangi, umpan indah tanpa kedipan, hingga tendangan 5000 Watt milik Bima yang belum terhentikan hingga sekarang. kini hanya tinggal Janaka yang belum menemukan apa kekuatan khususnya. Suatu ketika, Kunthi memanggil kelima putranya itu.


"anakku, mari sini!" terdengar teriakan Kunthi dari dalam dapur.
"Iya, ibu. ada apa?" dengan sopannya Puntadewa menunduk dan memberi hormat kepada ibunya. Kunthi sudah cukup tua sekarang. rambutnya telah tergerai putih, dan tak sekali ia batuk batuk di sela pekerjaannya di rumah.
"Tolong antarkan pesanan bu Sulastri ini nak, rumahnya di desa seberang. berhati hatilah, kalian akhir akhir ini ibu lihat sering mendapat masalah dengan anak anak kak Gandari,"
"Baik bu. selama ada aku, adik adikku kujamin tidak akan mendapat masalah," Bima menjawab tegas.
"Iya ibu, karena Kak Bima yang akan mendapat masalahnya sendirian," Nakula yang nakal mulai ikut ikutan. Bima diam diam menginjakkan telapak kaki besarnya ke kaki Nakula. Nakula hanya meringis kesakitan.
"Kalau bukan adikku, Kepalamu sudah ada di bawah sini," Bima menggerutu. semua anggota keluarga itu pun tertawa.
di tengah perjalanan mereka, sebuah bola melesat keras dari depan yang membuat Bima refleks menangkap bola tersebut.
"HEY! Keluar Kalian!" Guntur bersahut sahutan karena teriakan Bima.
Seseorang berjubah keluar perlahan. ia membuka tudung kepalanya dan tiba tiba.
"Ekalaya!" Janaka terkejut. ternyata pemuda yang berdiri di depannya adalah Ekalaya, anak yang dulu ditolak oleh pelatih Drona dan dipatahkan kaki kanannya.
"Ya, aku Ekalaya. dan kau, Janaka bukan? murid yang diistimewakan oleh pelatih Drona. aku degar dengar kalian telah makin hebat sekarang. tendangan tadi hanya undangan untuk keeranian kalian, kutunggu di ayodya stadium esok petang. dan kalian akan menghadapi anak didikku, yang tentunya lebih hebat dari kalian. bersiaplah untuk kalah, putra Pandu! dan kau, Janaka. tunjukkanlah kalau kau benar benar murid kesayangan pelatih!" Ekalaya menghantaman telapak kakinya ke tanah. debu berhamburan, dan tiba tiba ia hilang.
"Kau mengenalnya, Janaka?" tanya Puntadewa.
"Iya kak, persis seperti apa yang ia katakan tadi."
"Tenang adikku. besok malam, kita buktikan siapa yang pecundang!" Bima marah dan memecahkan bolanya. Nakula dan Sadewa yang terkejut melompat ke arah berlawanan.
Waktu yang ditentukan pun tiba. Ekalaya telah bersiap di dalam stadion bersama dengan keempat anak didiknya. Puntadewa dan adik adiknya datang tanpa pelatih Drona. hanya berlima.
"Janaka kali ini akan kita buktikan siapa yang terbaik!" Ekalaya dengan sombong berteriak dan menendang bola dari tengah. bola meluncur deras masuk gawang. Janaka bukannya tanpa tekanan. Teknik apa yang harus kukeluarkan nanti? jika ia bermain tanpa teknik mungkin ia bisa menang, namun jika ia lakukan itu, martabat pelatih Drona akan turun, karena murid terbaiknya bahkan tidak memiliki teknik.
"Kita mulai!" tendangan 5000 watt Bima mengawali pertandingan, sekaligus menciptakan gol pertama, karena Lesmana sang kiper tidak siap dengan tendangan sekeras itu. Sementara itu, Janaka masih diam. Kekuatan baru apa?

BErsambung ke Episode 11

Comments