Kurusetra "Big Match" Episode 7 - Pelatih untuk Karna

setelah diusir dari Kuru Stadium, Karna pergi mencari Pelatih yang mau mengajarinya. namum sebelum itu, ia mengubah penampilannya, memotong rambutnya, memperbarui bajunya. tak lupa ia membeli sepatu futsal baru. ia berkelana mengelilingi kota mengitari desa, tetapi belum menemukan orang yang tepat. sesampainya dia di sebuah rumah yang besar, di pagarnya tertulis nama "Parasurama". ini pasti tempat tinggal pelatih parasurama yang terkenal itu. Karna lalu masuk dan memberi salam.
"Siapa kau, anak muda,"
"namaku Karna, pelatih. Aku datang dari desa, ingin belajar sepak bola kepadamu,."
"Apakah pekerjaan ayahmu, nak?"
Karna terdiam. dengan sedikit keraguan ia berkata,
"Ayahku seorang guru,   dan ibuku seorang pegawai,"
Pelatih Parasurama tersenyum. mereka memulai latihan mereka berdua. pelatih parasurama memberikan satu hari khusus untuk melatih karna. Melihat kemampuan dan kelincahan dari Karna, Pelatih Parasurama semakin yakin muridnya ini akan menjadi seorang pemain hebat kelak.
Suatu hari, pelatih Parasurama melatih kemampuannya menggunakan jurus tendangan dewa.beliau mengambil ancang-ancang panjang. lalu menarik nafasnya dalam-dalam. pikirannya dipusatkan. terasa angin berhembus teratur melingkar di sekelilingnya. lalu dari titik tengah lapangan sepak bola, pelatih parasurama melesakkan tembakan. bola seperti tidak terlihat saking cepatnya. bumi seperti tertarik ke arah tendangan bola. dan tiba tiba gawang bergetar. jaring di sudut atas menangkap bola dari pelatih Parasurama.
"Hebat sekali, pelatih," suara Karna mengagetkan pelatih Parasurama.
"Kau melihatku dari tadi, muridku?"
"Aku baru saja datang, pelatih, bolehkah aku belajar teknik tersebut?" ucap Karna.
"Kau belum siap, anakku. tungguah hingga umurmu 17 tahun dan aku akan mengajarimu,"
"Tetapi kenapa pelatih?"
"Karena ilmu ini bukan tentang fisik, bukan tentang otak. Teknik ini memerlukan kedewasaan yang besar,"
Karna sedikit menyesal namun ia terus menunggu hingga berumur 17 tahun, dan ia akan selalu mengingat teknik itu.
sementara itu di rumah Kunti, Janaka sedang bermain PS melawan kakaknya, Bima. Bima yang menggunakan Kuru FC mengalahkan Janaka yang menggunakan PSP Pancala.
"Janaka, aku sudah bosan menang darimu, namun kali ini kau bermain tidak ada semangat, apakah kau sakit? lihat pemainku sudah sangat lelah mencetak 25 gol ke gawangmu,"
"Entahlah kak, aku belum bisa mengungkapkannya,"

Bersambung ke Episode 8

Comments