Kurusetra "Big Match" Episode 6 - Karna anak kusir

Pagi pun datang. ayam berkokok membangunkan penduduk bumi. Di lapangan desa, ada seorang anak yang sedang bermain bola. dia menjuggling bola, memiliki keahlian layaknya Ekalaya. namun ia bukan Ekalaya. Anak itu menggiring bola melewati corong corong yang ia susun sedemikian rupa. kelincahannya seperti Janaka. Ketenangannya seperti Puntadewa. dan ketika ia menendang, tidak ada keraguan seperti tendangan Bima.
"Apakah kau sudah tidak mau mendengarkan ayahmu, Karna!" seorang pria tua datang dan marah kepada anak itu.
"Bukan begitu ayah, aku hanya ingin melatih kemampuanku bermain bola," anak bernama Karna itu membela diri.
"Kau ini anak seorang Kusir tidak pantas berlatih bola! keahlianmu itu sungguh akan sia-sia!" Sang ayah bertambah marah.
"Apakah semua ini karena pekerjaan dan golongan? sehingga aku tidak diperbolehkan belajar bermain sepak bola? Tidak ada yang bisa menghalangiku, Ayah! meskipun ayah sekalipun, aku akan tetap berlatih sepak bola! aku akan datang kepada pelatih Drona dan memintanya menjadikanku sebagai muridnya"
Karna segera berlari pergi meninggalkan ayahnya, dengan membawa bolanya. ia berlari jauh sekali. melewati hutan, menyusuri sawah, menyeberang sungai, mendaki gunung, mengitari lembah. Karna mencari-cari keberadaan pelatih Drona. pelatih yang sudah tenar di telinganya.
Pagi itu pelatih Drona menyuruh murid-muridnya belajar di lapangan terbuka. semuanya berlatih mengoper bola. Puntadewa, Bima dan Janaka berlatih menguasai tiki taka. sedangkan Nakula Sadewa berlatih permainan one-touch berdua. sementara Duryudhana dan keenam adiknya asik bermain kucing-kucingan, dimana Duspradasana yang sedang mengejar bolanya. tak jarang Duryudhana menggunakan tubuhnya yang besar itu untuk menjatuhkan adiknya.
Tiba-tiba sebuah bola datang dengan deras menuju Bima. Putra kedua Pandu itu menangkap bola itu dengan kedua tangannya dan melemparkannya kepada pelatih Drona. Pelatih Drona melihat ke arah bola itu datang. nampak anak setinggi Puntadewa datang dan menghampiri pelatih Drona.
"Salam, pelatih. aku Karna, anak yang menendang bola itu," ucap Karna
"apa maksudmu datang padaku dengan cara seperti itu? siapa kau?"
"Aku hanya ingin meyakunkanmu bahwa aku pantas berlatih kepadamu. aku ingin menjadi muridmu."
"Siapa kau nak? dari mana dan siapa keluargamu?" Karna terdiam. ia mulai mengira ini akan menyangkut status sosialnya.
"Aku anak Adhirata, Kusir Kuda." Drona yang mendengarnya segera naik pitam.
"Anak Kusir? lalu untuk apa kau belajar bola kepadaku lalu selepas itu kau hanya menarik kendali kuda?"
Karna merasa dilecehkan. mukanya memerah. semua murid Drona melihatnya. Karna memandang mata mereka masing-masing.
"Kalian orang-orang yang matanya masih tertutup status sosial! apakah begitu hina pekerjaan ayahku sehingga kalian membatasiku atas hakku? jika harus berbicara mengenai pantas atau tidak, maka kalianlah yang sebenarnya tidak pantas! dan kau, Drona! aku akan tetap berlatih sepakbola, namun bukan kepadamu. aku akan berlatih kepada orang yang memiliki ilmu sepertimu, yang tidak buta hatinya! dan suatu hari, akan datang waktu dimana kau berlutut atas ilmuku!" Karna benar-benar naik pitam.
Pelatih Drona hanya terdiam. Karna pergi membawa bolanya. tiba-tiba karna melesatkan bolanya keras sekali. Janaka meloncat dan melakaukan tendangan di udara, mengembalikan bola Karna. sambil menatap tajam, Karna menghantamkan bolanya ke tanah. tanahpun bergetar, mengiringi kepergian Karna

Bersambung ke Episode 7

Comments